Product Thinking Mindset untuk Desainer UI UX

Desainer UI UX

Di era digital kayak sekarang, segala profesi yang berkaitan dengan dunia daring dan teknologi udah makin banyak dilirik. Menariknya, bukan cuma lulusan IT yang bisa nyari sumber rezeki di lahan ini, anak desain juga jadi punya peluang baru untuk mendulang ekstra cuan. Tingkatin skill desain kamu lewat kursus UI UX biar makin paham dan punya nilai jual lebih sebagai desainer.

Sebelum belajar UI UX lebih dalam, ada salah satu hal mendasar yang bisa kamu pelajari sambil menggali potensi diri sendiri nih. Kaitannya sama mindset alias mentalitas, nih. Emang perlu banget ya, punya mentalitas tertentu buat jadi desainer UI UX? Bukannya asal kreatif dan kuat ngelembur bermodalkan keikhlasan hati?

Tuh, kan. Belum apa-apa bahasnya udah lemburan. Hehe. Profesi apa pun yang kamu jalani, pasti ada aja nemu batu sandungan dan ini wajar. Makanya, biar kesandungnya nggak sampe jatuh dan sakit banget, ada beberapa pemahaman yang sebaiknya kamu tanamkan biar nanti bisa dipraktikin di luar kepala. Jadi, nggak berasa kayak beban. Yuk, langsung aja kita bahas tipis-tipis soal product thinking mindset!

Product thinking mindset adalah cara berpikir yang lebih kritis dan strategis sebagai bagian dari proses problem solving yang sistematis dan terintegrasi. Melihat bigger map, gitu. Mindset ini diperlukan biar kamu mampu mengidentifikasi masalah dan melihat produk secara keseluruhan, bukan fokus di fiturnya aja. Produk kamu beneran berguna atau tidak? Helpful nggak? Punya value yang baik dan bisa long-lasting, nggak? Kira-kira ke depannya bakal bisa dikembangkan sampai seperti apa, ya?

Di sini, kamu nggak cuma berdiri sendiri sebagai desainer UI UX. Kamu juga butuh melatih dan menjaga relasi baik dengan berbagai pihak  untuk senantiasa mengevaluasi dan mengembangkan produk kamu.

Ini adalah beberapa contoh pertanyaan yang bisa kamu ajukan ke diri sendiri atau diskusikan dengan tim kamu untuk menggali product thinking mindset-mu.

Coba Tanyakan Hal Ini:

1.  Apa tujuanmu dalam mengkreasikan suatu produk?

2.  Siapa user atau target utama yang butuh solusi dari produkmu?

3.  Apa visimu terhadap produk?

4.  Bagaimana strategi kamu?

5.  Dari mana kamu memulai?

6.  Apa masalah yang mendasari dan bagaimana cara mengatasinya?

7.  Apa solusi yang ingin kamu capai?

8.  Dapatkah berbagai fitur tambahan membantumu mencapai hasil akhir sesuai keinginanmu dan kebutuhan user?

Pertanyaan-pertanyan nseperti itu dapat membantumu menetapkan landasan berpikir agar kelak kamu terbiasa menjadi seorang desainer UI UX unggul yang bisa diandalkan. Tentu saja kamu bisa melatihnya dengan ikutan kelas khusus UI UX.

Set Prioritas Problem Solving

Ngulik hal baru yang melatih kreativitas itu emang seru, tapi bukan berarti kamu dibebaskan membuang waktu. Seorang desainer yang bijak nggak perlu terjebak demi mengembangkan fitur baru yang sebenarnya bukan problem solving yang sedang dibutuhkan user. Fokus dulu sama masalah yang perlu diselesaikan. Pokoknya user experience itu nomor satu, ke-dua boleh lah, fitur baru.

Jangan sampai user kabur karena kamu nggak punya solusi untuk masalah mereka akibat kurang bijak dalam mengidentifikasi masalah dan menempatkan prioritas problem solving.

Product Thinking Berfokus Pada Kepuasan User.

Tentukan keunggulan dan fungsi utama dari produkmu, kemudian selesaikan tiap kendala dengan visi, strategi, dan misi yang jelas. Seorang desainer nggak boleh lupa untuk mendesain produk dari sudut pandang dan keunggulan UX. Kalau ini semua sudah terpenuhi, baru deh bisa lanjut untuk memutuskan kreasi fitur-fitur lainnya. 

Masih penasaran soal product thinking mindset? Pengen tau cara biar jadi desainer UI UX yang punya pemikiran visioner sekaligus jago ngasih solusi sampe jadi kesayangan klien? Yuk, gali

ilmunya lewat kursus UI UX bareng Pixel Ninja by Kuncie.

Related posts