Semenjak pandemi, banyak perusahaan yang mulai berlakukan WFH (Work From Home) permanen. Seperti Twitter, Google, bahkan perusahaan pengembang gim seperti Square Enix juga memberlakukan WFH permanen di tahun depan.
Work From Home atau remote working sejatinya bukan hal baru. Di awal tahun 2010-an, WFH mulai menjadi tren di kalangan perusahaan menengah dan kecil.
Remote Working juga bukan melulu bekerja dari rumah. Namun juga bisa bekerja di sebuah tempat terbuka yang belakangan disebut virtual office atau coworking space.
Opsi bekerja di tempat seperti ini dilakukan banyak orang karena berbagai alasan. Selain murah, dengan bekerja di tempat terbuka seperti cafe atau coworking space memberikan fleksibilitas dan keleluasaan kepada karyawan.
Pandemi dan Remote Working (WFH)
Pada akhir 2019, dunia digemparkan oleh sebuah wabah yang bernama COVID-19. Wabah yang semula berawal dari Wuhan, Tiongkok ini menyebar begitu cepat hingga ke seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia.
Adanya pandemi ini menyebabkan beberapa perusahaan menerapkan work from home untuk mengantisipasi adanya lonjakan penularan di area kantor. Hal ini tentu juga bertujuan memberikan keselamatan kepada karyawan.
Work From Home yang berlangsung lama-berjalan hampir satu tahun-ini membuat banyak perusahaan mulai memberlakukan aturan kerja dari rumah secara permanen.
Ada banyak alasan mengapa perusahaan mulai memberlakukan WFH permanen. Mulai dari karyawan lebih sejahtera karena lebih fleksibel, lebih efisien, dan beberapa lebih produktif karena WFH ini.
Persiapan WFH Permanen
Memberlakukan WFH permanen selayaknya Anda menyusun sistem kerja baru. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan mulai dari SDM, alur kerja hingga tools yang akan digunakan.
Setidaknya perusahaan perlu memperhatikan hal ini sebelum memberlakukan WFH permanen.
Audit selama WFH Sementara
Selama pandemi, perusahaan ‘dengan terpaksa’ memberlakukan WFH. Nah, masa transisi ini yang disebut dengan WFH sementara.
Pada masa WFH transisi atau sementara, perusahaan wajib melakukan evaluasi atau audit terhadap efektifitas dan permasalahan yang terjadi selama WFH.
Bagaimana tingkat produktivitas selama WFH dibanding dengan kerja di kantor. Apakah terdapat kecurangan seperti penyalahgunaan absensi atau benefit karyawan selama WFH, dan hal-hal terkait lainnya yang berhubungan dengan tatanan pekerjaan terutama komunikasi.
Jika masih banyak masalah bahkan merugikan perusahaan, lebih baik Anda urungkan untuk menerapkan WFH permanen.
Buat Angket dan Diskusi
Tidak semua karyawan senang dengan WFH. Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan setiap masukan dan tetap bersikap demokratis.
Anda perlu membuat portal atau platform masukan karyawan terkait sistem kerja WFH. Tanya pendapat mereka dan ajak diskusi karyawan terkait dengan kerja dari rumah selamanya.
Walau bagaimanapun juga, baik kerja dari rumah atau kantor. Semua dilakukan demi kesejahteraan karyawan sehingga perubahan cara kerja perlu dikomunikasikan oleh karyawan.
Persiapan Kebutuhan Karyawan selama WFH
Salah satu pekerjaan ekstra dalam menerapkan WFH adalah perusahaan perlu mengeluarkan kocek lebih di awal sebagai investasi selama WFH.
Misalnya saja, membeli laptop, membeli software penunjang kerja, atau bahkan konsultan psikologis atau dokter.
Seperti yang diketahui secara umum, bekerja di rumah lebih abu-abu dibanding di kantor karena tidak ada batasan waktu sehingga seringkali karyawan overworked. Sehingga kebutuhan karyawan selama WFH baik secara fisik maupun psikis perlu diperhatikan.
Perbaiki Sistem Tata Kelola dan Budaya Kerja
Sistem tata kelola SDM saat bekerja di kantor maupun di rumah pasti berbeda. Tatap muka, komunikasi lancar, memiliki aturan jam kerja, hingga ruang diskusi yang terbuka membuat bekerja di kantor terasa lebih mudah.
Berbeda dibanding bekerja di rumah di mana Anda bekerja sendiri dan tidak memiliki batasan waktu dan tidak memiliki pengawasan yang menyebabkan dua hal: overworked atau over-idle.
Pastikan sebelum memberlakukan WFH permanen, perusahaan Anda memiliki sistem tata kelola yang ramping, transparan, dan memiliki akses informasi yang mudah mudah baik bagi manajemen maupun karyawan.
Selain itu, pastikan juga perusahaan menanamkan budaya digital kepada setiap karyawan. itu artinya, karyawan sudah bisa beradaptasi dengan teknologi. Karena bekerja jarak jauh, tidak mungkin jika pekerjaan yang dilakukan tanpa menggunakan teknologi.
Pertimbangkan Tools Penunjang
Terakhir, pastinya perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menggunakan tools yang mampu memberikan kemudahan saat WFH.
Misalnya untuk mempermudah payroll dengan aplikasi payroll. Mempermudah komunikasi dengan aplikasi work chat, mempermudah kelola konsumen dengan aplikasi consumer relation management dan untuk kelola absensi dengan aplikasi attendance management.
Terutama ketika WFH, absensi menjadi masalah krusial sehingga rasanya aplikasi attendance management menjadi tools pertama yang wajib Anda miliki ketika ingin beralih kepada sistem kerja remote.
Anda bisa download aplikasi attendance management baik yang secara gratis maupun profesional. Namun saran kami, gunakanlah aplikasi profesional di mana bukan hanya absensi saja yang bisa dilakukan, namun hingga proses payroll.
Itulah lima hal yang perlu Anda lakukan sebelum terapkan WFH permanen. Sudah siapkah perusahaan Anda bekerja WFH secara permanen?